20
tahun menjadi usia yang udah gak dia anggap muda lagi. Dunia udah mandang aku
dewasa secara umur. Bagi aku, 20 tahun menjadi saat saat dimana aku lagi
labir-labilnya. Yang paling banyak galaunya. Usia yang paling banyak mikirnya.
Usia yang paling banyak pertimbangannya. Sebagian besar mungkin lagi sibuk nge
galauin cinta, entah itu cinta tak
terbalas, cinta terpendam, cinta segitiga, sampe cinta tak direstui, maybe. Or
whatever all about love. Tapi kalau aku, bukan galau karena cinta, mikir karena
cinta, dan pertimbangan tentang cinta. Tapi ada hal yang berkecamuk di
pikiranku, menyita pemikiranku, menyita fokusku melebihi sekedar cinta cintaan
remaja.
Ketika
teman teman SMA ku udah punya yang namanya jati diri mereka, mereka tau passion
mereka, mereka mantap dengan cita-citanya. Tidak demikian denganku. Karena sampe
usia 20 tahun pun aku masih bertanya tanya. Mau jadi apa ya ? Untuk apa ya aku
hidup ? Apa yang harus aku lakukan di hidup ini ? Semua pertanyaan berkecamuk
setiap hari di fikiranku bahkan sampai ngejadiin aku hampir gak pernah ngaggap
serius kuliah. Aku kuliah, sekarang udh semester 6. Tetapi itu bukan sebenar
benar nya passion aku. Aku kuliah hanya karena orang tuaku berkeyakinan kalau
zaman sekarang cewe juga harus kerja dan cara dapet kerjaan yang layak salah
satunya adalah dengan menjadi sarjana. Disamping itu ketika Bapak meninggal
beliau berpesan sama Ibu buat nguliahin aku, which is Bapak juga punya
keyakinan yg sama kalau cewe juga harus kuliah dan bekerja.
Waktu
itu, sebagai seorang anak yang kebingungan gak tau lagi caranya buat bakti sama
orang tua, gak ada pilihan lain selain nge iya in permintaan mereka. Saking gak
ada niat nya sampe semua kelengkapan kuliah, di awal aku gak pernah mikirin
apalagi nyiapin, semuanya Ibu yang siapin. Sekarang, alhamdulillah masih
bertahan kuliah, meski diawal –awal kuliah aku gak menjalaninya dengan baik.
Sampe tiba masa dimana aku sadar kalo gak ada yang perlu disesali dalam hidup
ini. Apa yang aku dapet sekarang adalah jalan terbaik yang Allah kasih. Karena hakikat dari syukur itu adalah
memaksimalkan apa yang sudah Allah kasih. Tidak menyesalinya apalagi
menyalahinya.
Gak
ada yang indah dari cerita remajaku. Remaja yang jauh dari agama, remaja yang shalatnya
pun kalau sempat aja. Termasuk remaja yang pernah nyicip indahnya pacaran (dulu
sih gitu). Kalau nanti seandainya tulisan ini ada yang baca, terus kebetulan
yang bacanya kamu, terus kamu lagi dalam posisi punya hubungan sama lawan jenis
alias pacaran, saran dari aku mendingan kamu berhenti sampe disini. Demi Allah
suatu saat ketika kamu bisa nangkep
hidayah Allah sampe kamu ngerti kalau pacaran itu sama sekali gak ada faedahnya
dan malah nimbulin dosa yang berkesinambungan, kamu bakalan nyesel. Saat ini mungkin
kamu belum mau nerima saran ini dan pasti kamu bilang “aku pacarannya pacaran sehat”. Itu karena fikiran kamu belum
terbuka, hati kamu masih tertutup cinta semu yang bila kamu terus pelihara akan
menggerogoti habis hati, akal sehat, bahkan iman kamu.
Setelah
lulus SMA, aku bingung . Aku gak langsung kuliah karena ya aku belum tau mau
jadi apa. Kuliah dimana, jurusan apa juga aku gak tau. Lagi gamang segamang
–gamangnya mikirin hidup aku mau dibawa kemana. Setahun gak ngapa-ngapain, gak
ada yang dilakuin kerjaan nya main doang. Madesu banget lah pokonya. Sampai
akhirnya aku kuliah di jurusan PLB disalah satu perguruan tinggi swata di
Bandung. Itu juga karena rekomendasi Ibu. Sejak itu aku tinggal di Bandung 4-5
hari seminggu, setiap weekend aku pulang ke kampung menemui Ibu. Karena Bapak
udah gak ada, setidaknya Ibu pasti kesepian melalui hari-harinya seorang diri
di kampung jadi aku pasti menyempatkan untuk pulang di setiap weekend.
Perjalanan
aku untuk mengenal Allah bukan waktu yang singkat. Butuh bertahun – tahun untuk
itu. Desember 2013 disaat kekosongan waktuku karena belum mau kuliah Allah
memanggil Bapak, kejadian ini adalah hal besar pertama yang aku sesali selama
aku hidup karena disaat hari-hari terakhir Bapak hidup, aku sedang sibuk
bersama teman-temanku. Waktu itu udah
dua hari aku gak ada di rumah karena sibuk sama teman – teman. Sampai akhirnya
aku dipaksa pulang oleh berita meninggalnya Bapak. Saat itu hujan deras, dadaku
berdegup kencang. Aku pulang melewati hujan yang begitu deras dengan fikiran gk
karuan. Tiba dirumah ternyata memang benar keadaannya. Tetangga sudah berkumpul
di rumahku dan Jenazah Bapak udah ada di tengah – tengah mereka. Inilah takdir
Allah yang mau gak mau harus aku terima waktu itu. Aku menyesal karena tidak
sempat meminta maaf sebelum Bapak tiada. Aku menyesal karena dulu sering kesal
sama Bapak.Tetapi aku sadar dan percaya ini cara Allah mendewasakanku.
Hal
besar kedua yang aku sesali yaitu pacaran.
Karena selama aku pacaran, aku benar-benar berada dalam perangkap setan.
Aku dengan mudahnya nerobos rambu-rambunya Allah. Setan menutup mata hatiku.
Aku terlena dengan cinta palsu yang setan tawarkan. Aku menerima produk cinta
palsu dari setan. Kalau kamu fikir sekarang kamu lagi ada dalam satu ikatan
cinta. Demi Allah itu bukan cinta. Itu
adalah nafsu yang setan bungkus dengan kemasan indah bernama cinta.
Akibat
produk cinta setan itu. Dengan mudahnya kamu keluarkan air mata karenanya. Tapi
berkeras hati terhadap ancaman Allah. Dengan perasaan gembira kamu baca pesan-pesan dari nya hampir setiap
waktu. Gelisah ketika beberapa saat gak ada kabar darinya. Tapi kamu menampikan
pesan-pesan suci dariNya. Padahal masih banyak pesan-pesaNya yang belum kamu
baca. Kamu merasa kesal dan marah kalau saja dia sedikit lebih lama membuka
atau membalas pesan dari kamu. Tapi kamu gak pernah peduli sama Allah yang
pesannya udah berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun gak kamu baca. Inilah saat dimana setan bergembira karena
dia udah berhasil buat kamu gak taat bahkan gak takut lagi sama ancamannya
Allah.
Dari
dua kejadian ini Alhamdulillah Allah ngebuat aku peka terhadap hidayah Allah.
Hal pertama yang ingin aku lakukan yaitu memperbaiki shalatku. Menyempurnakan
shalatku yang 5 waktu. Tetapi waktu itu hanya sekedar itu. Aku baru sekedar
mengerti kalau shalat itu wajib dan no escuse. Tetapi keinginanku buat belajar
agama masih kecil. Alhasil tawaran setan masih gampang aku iyakan. Masih ada
kebiasaan dosa yang aku lakukan saat ini. Ketenangan hidup masih belum aku
rasakan. Aku masih hidup dalam kebahagiaan yang aku buat buat sendiri yang
tidak bersumber dari hati yang bahagia. Di saat saat ini aku masih
mempertanyakan eksistensi aku di dunia ini. Aku belum tau tujuan hidup itu apa.
Aku gak tau aku mau jadi apa di dunia ini. Aku masih belum tau bagaimana aku
harus hidup. Menurut aku semua orang pasti pernah ngerasain posisi ini.
Seenggaknya pasti pernah terlintas pertanyaan di benak kamu , “aku ini siapa
sih? Hidup aku buat apa? Dan hal hal lain mengenai keberadaan kamu di dunia
ini”. Cuma ada orang yang emang bener-bener nyari jawabannya. Ada juga orang
yang biarin pertanyaan itu lewat gitu
aja. Mau gak mau posisi ini adalah posisi gamang . Dimana kamu belum nemuin
klik nya ngejalanin hidup itu harus kayak gimana. Yang namanya lagi bingung,
kecenderungannya macam-macam. Ada yang nyari jawabannya nya ke Allah ada yang
enggak. Menurut aku, lingkungan kamu akan mempengaruhi hasil akhir jawaban
kamu.
Waktu
terus berlalu, setiap detik, menit yang aku lalui masih dalam keadaan was was untuk
urusan dunia. Takut gak sukses lah, takut gak bisa bahagiain orang tua lah,
takut gak dapet kerjaan dan ketakutan-ketakutan lain mengenai dunia. Sampai
akhirnya aku nyampe di titik yang aku anggap titik temu aku dengan Allah. Saat
dimana hati aku mulai luluh. Mulai rapuh. Mulai lunak. Mulai menangisi
kemaksiatan – kemaksiatan yang pernah aku lakukan. Aku bilang sama Allah. “Ya
Allah inilah aku hambaMu yang banyak dosanya, Ya Allah inilah aku hambaMu yang
sangat membutuhkanMu, Ya Allah inilah aku hambaMu yang hina dina, Ya Allah
inilah aku hambaMu yang butuh kasih sayangMu, Ya Allah inilah akuhambaMu yang
butuh ampunanMu, Ya Allah inilah aku sekarang, Ya Allah inilah aku yang baru, Ya
Allah inilah aku yang ingin belajar mencintaimu melebihi apapun.”
Dulu
aku pikir kalau hidayah itu ditunggu sampe Allah kasih, tapi sekarang aku sadar
kalau hidayah itu dijemput bukan ditunggu. Karena sebenernya kalau kamu sadar
Allah itu selalu ngasih sinyal-sinyaal hidayah di hidup kamu. Cuman tergantung
kamu, sadar atau engga kalau itu sinyal hidayah ? udah sadar mau kamu tangkep gak
tuh hidayahnya? udah ditangkep mau diaplikasiin gak hidayahnya? Semuanya
pilihan kamu. Setiap orang itu di kasih sinyal hidayah. Contoh kecil yang
sering terjadi. Misal kamu baru aja putus cinta, udah gitu putusnya dihianati
lagi. Kebayang kan sakitnya kaya gimana? Sayangnya pas lagi putus kamu gak
sadar kalau itu sebenernya sinyal dari Allah, Allah tuh ngasih tau kamu kalo
pacaran itu gak baik. ngasih tau kamu kalo berharap sama manusia itu cuma bikin
kamu kecewa. Ngasih tau kamu kalau mencintai bukan karena Allah itu gak bikin
kamu bahagia. Cuman sayangnya lagi kamu gak berfikir sejauh itu. Kamu malah
mikir gimana caranya kamu cepet cepetan dapet lagi gebetan buat di pamerin sama
si mantan kalau kamu bisa cepet move on dan bahagia tanpa dia. That’s FACT.
Seorang
begal yang tertangkap warga sampe dikeroyok dan masuk penjara, Itu adalah tanda
sayangnya Allah sama dia. Itu sinyal hidayah Allah. Allah dengan caraNya ingin
ngasih tau tuh sama si begal kalo yang dia lakuin itu salah. Saking sayangnya
Allah sama hambanya , Allah ngasih dulu peringatan di dunia. Allah ngasih
kesempatan dulu supaya mau bertobat kepada
Allah. Harusnya ngejadiin si begal ini bersyukur karena Allah gak langsung cabut
nyawa dia. Allah ngasih kesempatan dia buat tobat. Karena Allah itu seneng
banget sama hamba-hambanya yang bertobat. Allah itu gak kaya kita, susah banget
maafin orang yang punya salah sama kita. Allah itu Maha Pengampun. Allah
menerima siapapun yang benar-benar ingin bertobat kepadaNya.
Sekarang
aku sadar kalau ternyata Allah itu dari dulu udah ngasih sinyal hidayah cuman
akunya yang gak pernah ngeh. Sampe akhirnya aku dapetin titik terang dimana
sinyal hidayah yang mengetuk dadaku,dengan mudah hatiku mempersilahkannya masuk.
Aku mulai beli buku-buku Islam. Buku tata cara shalat yang benar, buku motivasi
motivasi islami, sampai follow akun-akun dakwah di instagram. Saat ini aku
mulai berfikir kalau shalat itu gak cuma sekedar shalat, kalau wudhu itu gak cuma
yang penting basah. Semua ada adab dan sariatnya. Mulai berfikir kalau sehebat
apapun shalat kamu kalau wudhu kamu gak sesuai caranya Allah akan sia sia.
Mulai berfikir serajin apapun shalat kamu kalau tata caranya salah bahkan
banyak rukun dan wajib salat yang kamu buat asal asalan semuanya akan percuma.
Sebagai
anak muda akhir zaman yang di manjakan sama kemajuan teknologi, aku sering
banget buka youtube, cuman seringnya buka yang gak jelas dan gak berfaedah.
Namanya anak muda paling liat-liat apa yang lagi hits saat itu. Sampai dengan
caranya Allah aku dituntun ke sebuah kajian yotube Ustadz yang belum pernah aku
lihat sebelumnya. Yaitu Ustadz DR.Khalid Basalamah,MA. Semoga Allah merahmati
beliau. Lewat kajian beliau atas ijin Allah aku bisa sedikit demi sedikt memahami agamanya Allah. Aku mulai
mempelajari banyak hal tentang islam. Lewat kajian beliau dengan penyampaian
yang sangat mudah difahami , yang setiap kalimat yang beliau ucapkan semuanya
penuh makna dan pelajaran ngebuat aku semakin sadar kalau selama ini ternyata aku lupa kalau dunia itu amatlah kecil dan
sebentar, negeri akhiratlah yang besar dan abadi. Dulu orientasi aku cuma
gimana caranya aku bisa hidup enak di dunia ini. Gimana caranya aku bisa punya
kerjaan yang bagus. Gimana caranya aku bisa punya kedudukan yang bagus. Punya
tittle bagus di dunia. Yang ternyata kalau semua itu tercapai hanya terlihat
bagus dimata manusia saja tapi belum tentu di mata Allah. Sukses dimata dunia
belum tentu sukses dimata Allah.
Semakin hari semakin aku faham
sekali kalo dunia hanyalah persinggahan. Dunia ini hanya pesimpangan yang cepat
atau lambat kamu dipaksa untuk meninggalkannya.
Namun tak jarang kemewahan dunia membuat
orang terlena dengannya. Begitupun dengan aku dulu, begitu sibuknya
mengkhawatirkan dunia fana ini dan mengesampingkan akhirat yang sejatinya
adalah tempat tinggal yang sebenarnya. Begitu
sibuk mengupgrade perfoma diri untuk pandangan baik dari dunia .Aku gak pernah
mikirn gimana mati enak dan bahagia di negeri akhirat. Islam gak melarang kita
untuk mengejar dunia karena sekarang kamu lagi di dunia pasti kamu juga butuh
dunia. Tapi jangan sampai dunia ini melalaikan kamu soal akhirat. Kejarlah
dunia secukupnya, Akhirat sebanyak banyaknya. Kerjakan urusan dunia dengan
didasari karena Allah sehingga apapun yang kamu kerjakan di dunia ini tidak sia
– sia dan bernilai ibadah. Bekerja karena Allah. Belajar dan berilmu karena
Allah. Segala apapun hal yang kamu kerjakan di dunia, dasarilah karena Allah,
niatkan hanya untuk Allah. Tentunya hal hal yang dikerjakan ini dalam lingkup
kebaikan. Segala sesuatu yang dikerjakan karena Allah tidak akan membuat kamu
berat mengerjakannya. Kini aku sadar hakikat manusia di dunia untuk beribadah
kepada Allah Azza wa Jalla. Bukan berlomba-lomba mendapatkan perhatian dunia
tapi berlomba lomba mendapatkan perhatian dan rahmat Allah semata. Karena kita
manusia adalah makhluk yan tak luput dari kesalahan, maka tak ada satupun hal
yang mampu menyelamakan kita dari panasnya api neraka selain rahmat dan kasih
sayang Allah. Harta yang dikumpulkan didunia tidak lagi berguna kecuali yang di
infakan dijalan Allah. Kedudukan setinggi apapun, pamor setenar apapun tidak akan menolong kamu kecuali iman , amal
dan rahmat Allah.
Dunia ini adalah jalan menuju kebahagiaan abadi dan karena itu ia baik,
pantas dihargai dan dipuji.
Yang buruk adalah apa yang
engkau lakukan dengan dunia saat engkau
dibutakan pada kebenaran dan dikuasai
sepenuhnya oleh hasrat, hawa nafsu dan ambisi pada dunia.
Kesenangan dunia ini tidaklah membahayakan dengan sendirinya. Ia baru
berbahaya ketika semua itu membuatmu lupa, tidak patuh dan melalaikan Tuhanmu.
- Sheikh Ibn al-Arabi-
Lagi-lagi
tanpa kamu sadari ternyata setiap hari Allah ngingetin kita tentang panasnya
api neraka, api yag panasnya 70 kali lipat api dunia itu. Allah ngingetin kita
tentang pedihnya siksa neraka. Dengan apa ngingetinya ? sebenernya ini hanya
bagi orang-orang yang sadar akan petunjuknya Allah.
Kamu
sering ngeluh tentang teriknya matahari di siang hari yang kalo lagi panas
banget bisa sampe panasnya berasa tembus ke kulit. Kalau kamu sadar itu adalah
peringatan dari Allah. Allah ngingetin kamu kalau panasnya dunia yang gak ada
apa apanya dibanding panasnya neraka udah cukup buat kamu ngeluh,udah cukup
buat bikin kamu gak mau lama lama diluar, udah cukup buat kamu berlindung ke
tempat teduh. Sebenernya Allah nuntun supaya kamu berfikir dan bayangin apa
jadinya kamu kalo panasnya dunia ini di kali 70 kali lipat. Sehingga ngebuat
kamu takut akan siksanya Allah dan pada akhirnya ngebuat kamu lebih taat lagi
sama Allah. Cuman syangnya kamu gak sadar kalau itu peringatan Allah. Kalau itu
kasih sayangnya Allah yang ngsih tau kalu siksanNya di neraka nanti bakal lebih
dari apa yang kamu rasakan di dunia ini.
Kamu
juga pasti pernah jatoh, pernah ngerasain sakit fisik di dunia. Entah itu
keiris piasu atau apapun yang ngebuat fisik kamu sakit. Sebenernya itu juga
peringatan dari Allah buat kamu. Contoh kecilnya pas tangan kamu keiriis pisau
terus luka. Udah gitu gak sengaja bagian yang keiris pisaunya kena sessuatu
yang ngebuat tambah perih semisal sabun pas kamu mandi atau coba kamu tetesin
luka kamu pake air jeruk. Aku yakin kamu pernah ngalamin ini. Sengaja atau
enggak. Setidaknya ya, sekecil apapun luka kamu walau itu cuma ketusuk jarum.
Udah cukup bisa buat kamu ngerasa sakit. Itu baru sebagian kecil luka di tubuh
kamu. Udah cukup buat kamu ngerasa perih atau sakit. Tidakkah kamu setelahnya
menjadi berfikir segimana dahsyatnya
siksaan Allah di neraka kelak ? Tidakah menjadikan kamu berfikir bisa enggak
kamu nahan sakitnya siksaan Allah di neraka? Kejadian- kejadian kecil sehari
hari ini seharusnya menjadikan kamu sedikit berfikir tentang akhirat.
“Saya tidak meroko tetapi saya
selalu membawa korek api di kantong celana saya. Setiap kali hati saya tergerak
untuk bermaksiat, maka saya bakar satu batang korek api dan saya rasakan
panasnya di telapak tangan. Saya pun bekata dalam hati : “Wahai Ali menahan
panasnya Api saja kamu tidak sanggup bagaimana pula dengan dahsyatnya Api
Neraka”.
-Muhammad Ali-
Anyway,
ngerasa gak kalo kondisi dunia sekarang udah carut marut. Entah itu pemerintahan,
perekonomian, sampe moral para penerus bangsa yang semakin melemah. Kamu lagi
hidup di zaman dimana orang-orang yang yang menebar kemudorotan dijadikan
idola. Kamu lagi hidup di zaman dimana anak- anak kecil lebih mengidolakan
Superman dkk dibanding Rasull Shallallahu
alaihi wasallam dan para sahabatnya. Zaman dimana para remaja wanita lebih
memilih para artis sebagai role model mereka dibanding istri-istri Nabi
Salallahu alayhi wasalam seperti Khadijah radhiyallahu’anhu
atau Aisyah radhiyallahu’anhu. Bahkan mungkin
ada yang gak tahu dan gak kenal sama mereka radhiyallahu’anhu.
Sebagai
anak muda akhir zaman yang udah dimanjakan sama kecanggihan teknologi yang
otomastis bisa buat kamu lebih gampang lagi dapet segala macam ilmu dan
informasi,yang seharusnya otomastis juga ngebuat kamu semakin pintar dan matang
dalam berfikir. Khususnya berfikir tentang nasib diri kamu sendiri. Harusnya
kamu udah mulai peduli sama nasib kamu di akhirat. Ketika kamu akhil baligh
Allah sudah gak ngaggep kamu anak-anak lagi. Allah udah nganggep kamu dewasa
yang otomatis gak ada yang bisa bertanggung jawab atas diri kamu kecuali diri
kamu sendiri. Bagi perempuan muda yang sudah haid, jangan anggap kamu masih
anak-anak karena dari sejak pertama kamu haid Allah telah memperhitungkan amal
baik buruk kamu secara dewasa. Begitu pula dengan lelaki ketika udah muncul
tanda-tanda baligh di dalam dirinya.
Jangan
sekali kali kamu anggap kalo masa muda itu harus kamu habiskan dengan main-main
sepuasnya tanpa memperhatikan hak dan laranganNya Allah. Kamu habiskan tanpa
kesadaran kalo nanti di Yaumil Akhir Allah meminta pertanggung jawaban atas
masa muda yang kamu habiskan. Kamu udah harus mulai beribadah kepada Allah atas
kesadaran kamu sendiri dan atas keimanan kamu kepada Allah bukan karena suruhan
orang tua atau lebih parahnya karena ikut ikutan karena kebiasaan. Kamu
harusnya udah mulai berfikir dan mencari sendiri kenapa kamu beriman kepada
Allah. Kenapa kamu menerima Islam sebagai agama kamu. Buka hanya sekedar status
kamu islam karena orang tua kamu islam. Kamu harusnya udah bisa yakini diri
kamu kalo kamu beragama Islam karena kamu udah tau, udah mempelajari, udah
yakin kalo islam itu agama yang hak. Sehingga kalo ada pertanyaan kenapa kamu
beragama islam, kamu gak jawab karena orang tuaku islam. Itu bukan jawaban!
Tapi karena kamu udah ngekaji islam dan kamu yakin kalo islam itu memang benar
benar agama yang hak. Kalo kamu udah nemuin alesan kenapa kamu nerima islam
bukan karena orang tua kamu islam, kamu
bakal ngerasain nikmatnya iman itu seperti apa. Dan hal pertama yang akan kamu
sukuri di dunia ini adalah iman dan islam.
Ini
adalah perjalanan aku nemuin apa itu hidup, nemuin hakikat aku sebagai manusia
, nemuin jalan lurus setelah tersesat dijalan yang salah. Perjalanan aku dari
yang tidak menghargai waktu jadi begitu menghargai setiap pinjaman hembuan
nafas yang Allah kasih. Yang hanya menuntut Allah ngabulin doa tanpa menuhin
hak haknya Allah. Yang banyak mengeluh atas hidup jadi bersyukur atas apapun
hal yang Allah kasih. Yang sering marah – marah jadi mulai menjaga emosi. Yang
pesimis menjadi optimis karena Allah. Karena sekarang aku mulai sadar kalo
manusia itu di cptakan pada hakikatnya adalah untuk ibadah,yang mana segala
apapun hal didunia ini harus bernilai ibadah dan gak ada satu pun hal di dunia
ini yang perlu disesali karena semuanya atas kehendak Allah. Hal baik Allah kasih agar kita punya rasa
sukur. Hal buruk Allah kasih agar kita punya rasa sabar.
Aku
mulai sadar kalo waktu yang Allah kasih terlalu berharga kalo aku habiskan
dengan kemaksiatan aku kepadaNya. Kini aku sadar kalo aku harus mempertanggung
jawabkan sendiri perbuatanku di hadapan Allah. Kini aku sadar kalo setiap detik
dari kehidupan aku direkam sama kameraNya Allah dan akan aku tonton rekaman itu
di Yaumil Akhir. Kini aku khawatir akan berakhir dalam keadaan tidak husnul
khotimah. Kini aku sadar kalau tidak ada yang bisa disembunyikan dari Allah.
Allah tau apa yang tersembunyi dibalik hati.
Aku mulai hidup dalam pengawasan Allah sehingga tidak ada celah bagiku
untuk berbuat maksiat kepadaNya. Kini aku
malu ketika ingin bermaksiat kepadaNya. Aku tidak memungkiri setan
selalu menawarkan produk produk maksiatnya di setiap kesempatan.Manusia
tempatnya salah tapi yang namanya manusia itu harus bisa belajar dari kesalahan.
Sejatinya manusia itu ketika dia tahu apa yang dia lakukan itu salah,
seharusnya dia berusaha untuk gak ngelakuinnya lagi. Tidak ada manusi yang
tidak berdosa dan bermaksiat. Tapi amat celaka manusia yang tetap mengeraskan
hatinya .Tidak mau menangkap sinyal-sinyal kasih sayang Allah. Manusia seperti
ini adalah manusia yang sebenarnya tidak mau mengenal dirinya. Bagiku,
hidayahnya Allah adalah anugerah terbesar yang Allah kasih. Karena dengan
hidayahnya, aku bisa mensyukuri islam yang telah ditakdirkan kepadaku, bisa
merasakan lezatnya iman dan nimatnya ibadah.
“Berusahalah untuk mengenal diri sendiri. Sebab siapa yang kenal dirinya
dan menentang hawa nafsunya, akan kenallah dia akan RabbNya dan menuntutlah dia
akan keridhaan-Nya.”
– Syeikh Abdul Qodir al-Jilani-
Sepintar
– pitarnya orang, belum pantas dikatakan jenius kalau belum mengenal siapa
RabbNya.
Seberilmu-berilmunya
orang, belum pantas dikatakan ilmuan kalau belum mengenal siapa RabbNya.
-unknown-
Ada
orang sudah berhijab tapi masih pacaran. Ada juga yang belum berhijab tapi dia
ngerti kalau pacaran itu Allah larang dan dia gak pacaran karena Allah larang. Kamu
gak berhak nyimpulin orang begini begitu. Kamu gak berhak mencaci hijabnya atau
menjudge sok suci sama yang belum berhijab tapi memilih gak pacaran. Kita gak berhak untuk menjudge ini
itu. Aku pribadi yakin kalau manusia itu gak bisa sekaligus ngerubah segala
aspek dalam kehidupannya secara bersamaan. Dan yang lebih penting lagi, "Jangan meremehkan nasihat hanya karena kamu anggap orang yang ngasih nasihat masih banyak kurangnya". Please be smart human being! Manusia gak harus jadi sempurna dulu buat nyebarin kebagikan. Karena itu gak mungkin. Aku juga yakin semua manusia itu
fitrahnya ingin menjadi lebih baik. Karena balik lagi ke point bahwa gak ada
manusia yang sempurna. Yang terpenting disetiap hari yang kamu lalui ada hal
yang berusaha kamu perbaiki. Setiap hari kamu belajar membaca pesan dari setiap
kejadian yang kamu alami. Setelah belajar manusia dituntut mengaplikasikan apa
yang mereka pelajari. Bukan seberapa banyak ilmu yang kamu fahami, tapi
seberapa banyak yang kamu fahami itu kamu aplikasikan di kehidupan kamu. Sekali
lagi, tidak ada manusia yang bisa merubah segala aspek dalam kehidupannya
secara bersamaan. Yang terpenting adalah dalam setiap hari minimal ada satu hal
yang berusaha kamu perbaiki dalam hidup. Entah itu kebiasan, cara hidup, gaya
hidup, cara pandang, pemikiran dan ilmu yang perbaharui. Yang harus kamu
lakukan adalah buat target setiap hari. Hal apa saja yang harus kamu rubah pada
hari ini. Ya, hari ini. Karena waktu terbaik adalah hari ini. So.appreciate your time. Don’t waste it.
Diriwayatkan
dari Sahl bin Sa’id bahwasanya Jibril As pernah datang kepada Rasulullah
kemudian berkata :
“Wahai Muhammad! “Hiduplah sesukamu, tetapi
ingat bahwa kamu akan mati, cintailah apa yang kamu sukai, tetapi ingat bahwa
kamu akan meninggalkannya, dan berbuatlah sesukamu, tetapi ingat bahwa kamu
akan mendapatkan balasan dari apa yang telah kamu perbuat..”
Kebaikan
dari tulisan ini pasti datangnya dari Allah. Kalau ada yang kurang baik pasti
datang dari aku sendiri.
Terimakasih
kepada Allah yang telah mengijinkan aku menuangkan fikiranku dalam bentuk
tulisan ini. Semoga Allah Ta’ala merahmati kita semua.
Alhamdulillaahilladzii bini`matihi
tatimmush shaalihaat.
(Segala puji bagi Allah yang dengan
nikmat-Nya lah sgala kebaikan menjadi smpurna)
Jazaakumullaahu khayran ‘alaa
ihtimaamikum
(Semoga Allah membalas kalian atas
perhatian kalian)
-Noor Fitri Dwi S-